Diversity in understanding, understand to diverse.
Ini kali pertama saya ke Kuching, Sarawak setelah 8 tahun. Surprisingly, tidak banyak yang berubah. Mungkin tiada engagement yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah Sarawak. Apa-pun, saya tetap bersyukur. Segala kenangan yang saya dapat ketika ayah bertugas di Sarawak dahulu dapat kuimbau semula. Saya seronok melihat orang-orang di Sarawak berbicara bahasa Sarawak. Lenggoknya aneh, tapi enak. Saya juga begitu senang melihat orang-orang Sarawak yang begitu berbudaya. Rasisme di sini begitu sedikit. Semua hidup dalam kemajmukan. Mungkin, orang-orang di Sarawak mudah memahami, senang menerima perbezaan & tidak egois dalam beragama, sama seperti kota Kuching yang begitu tenang.
Meskipun pembangunan di Sarawak adalah hal yang terakhir difikirkan oleh mereka di Putrajaya, orang-orang di sini menerimanya dengan hati terbuka & memilih berjuang sendiri. Semangat Borneo berhati Nusantara itu jelas dapat terlihat. Toh, saya salut mereka semua. Setelah 7 tahun tidak ke Sarawak, akhirnya saya ke sini lagi. Melihat tenangnya harapan yang bergenang di Waterfront, melihat teguhnya semangat orang Sarawak mengalahkan tugu Charles Brooke, melihat semangat juang regatta, melihat kemajmukan kehidupan antara agama, antara budaya, antara identiti. Seperti semuanya satu hati, satu Sarawak, satu Borneo.
I love Sarawak kerana satu sebab : diversity in understanding, understand to diverse.
Tulang Kata